FINANCIAL
TECHNOLOGY
(FINTECH)
A.
Pengertian
FINANCIAL TECHNOLOGY
Era
teknologi merupakan sebuah era di mana kehidupan dan aktivitas masyarakat akan
lebih mudah dan efektif dikarenakan peran dunia digital.
Salah
satu jenis startup yang mulai naik daun adalah pada bidang Fintech. Fintech adalah sebuah sebutan yang disingkat dari kata ‘financial’
dan ‘technology’
di mana artinya adalah sebuah inovasi di dalam bidang jasa keuangan.
Inovasi
yang ditawarkan Fintech sangat luas dan dalam berbagai segmen, baik itu B2B
(Business to Business) hingga B2C (Business to Consumer).
Beberapa contoh bisnis yang tergabung
di dalam Fintech adalah:
·
Proses jual beli saham
·
Pembayaran
·
Peminjaman uang (lending) secara peer to
peer
·
Transfer dana
·
Investasi ritel
·
Perencanaan keuangan (personal finance)
Fintech
mempengaruhi kebiasaan transaksi masyarakat menjadi lebih praktis dan efektif.
Fintech
pun membantu masyarakat untuk lebih mudah mendapatkan akses terhadap produk
keuangan dan meningkatkan literasi keuangan.
B.
Sejarah
FINANCIAL TECHNOLOGY
Perkembangan
teknologi membuat kehidupan di era kini semakin mudah. Perkembangan teknologi
juga berdampak pada bidang permodalan. Saat ini, FinTech atau financial
technology sedang marak di Indonesia. Banyak perusahaan FinTech yang
memanfaatkan teknologi sebagai dasar bisnis di bidang keuangan. Namun, tak
banyak orang yang paham tentang sejarah perkembangan FinTech.
Sebenarnya
bagaimana perkembangan FinTech dari dulu hingga sekarang?
Awal Perkembangan FinTech di Dunia
FinTech
di dunia digital diawali dengan kemajuan teknologi di bidang keuangan.
Perkembangan komputer serta jaringan internet di tahun 1966 ke atas membuka
peluang besar bagi para pengusaha finansial untuk mengembangkan bisnis mereka
secara global.
Di
era 1980an, bank mulai menggunakan sistem pencatatan data yang mudah diakses
melalui komputer. Dari sini, benih-benih FinTech mulai muncul di back office
bank serta fasilitas permodalan lainnya. Di tahun 1982, E-Trade membawa FinTech
menuju arah yang lebih terang dengan memperbolehkan sistem perbankan secara
elektronik untuk investor. Berkat pertumbuhan internet di tahun 1990an, model
finansial E-Trade semakin ramai digunakan. Salah satunya adalah situs brokerage
saham online yang memudahkan investor untuk menanamkan modal mereka.
Tahun
1998 adalah saat di mana bank mulai mengenalkan online banking untuk para
nasabahnya. FinTech pun menjadi semakin mudah digunakan masyarakat luas, juga
makin dikenal. Pembayaran yang praktis dan jauh berbeda dengan metode
pembayaran konvensional membuat perkembangan FinTech semakin gencar. Layanan
finansial yang lebih efisien dengan menggunakan teknologi dan software dapat
dengan mudah diraih dengan FinTech.
Perkembangan FinTech di Indonesia
Di
Indonesia sendiri, perusahaan yang memanfaatkan FinTech baru muncul beberapa
tahun belakangan. Penggunaan internet dan smartphone yang semakin meningkat di masyarakat
Indonesia membuat FinTech semakin populer. Tidak heran bila dalam waktu
belakangan, usaha FinTech menjadi pilihan bagi generasi muda yang ingin menanam
atau mengakses modal.
Sebut
saja Modalku yang saat ini menjadi salah satu perusahaan FinTech muda di
Indonesia. Modalku memudahkan masyarakat untuk mengakses modal sekaligus
mencari alternatif investasi. Platform FinTech yang disediakan oleh Modalku
mampu mendukung pertumbuhan pengusaha dan bisnis kecil serta memberikan
alternatif investasi yang menarik dan terpercaya untuk setiap pemberi pinjaman.
Menariknya,
usaha FinTech di Indonesia sangat terbantu berkat sifat yang terbuka dari bank
dan regulator. Bagi mereka yang konvensional, usaha FinTech dapat dianggap
kunci kehancuran bidang perbankan. Namun, bukan seperti itu. Usaha FinTech
justru mampu berkolaborasi dengan baik bersama bank. Keterlibatan usaha FinTech
dengan sistem perbankan Indonesia juga memperlebar jaringan layanan keuangan
bagi penduduk lokal, sehingga nasabah semakin banyak dan inklusi finansial di
Indonesia semakin berkembang. Hal ini juga tentu akan sangat baik bagi
perkembangan produk keuangan di Indonesia yang saat ini relatif rendah.
C.
Jenis
– Jenis FINANCIAL TECHNOLOGY
Bisnis
perusahaan rintisan (startup)di bidang jasa keuangan berbasis teknologi
(fintech) masih akan terus tumbuh di Indonesia. Alasannya, belum optimalnya
peran perbankan di sektor jasa keuangan dan masih banyak masyarakat yang belum
bisa mengakses perbankan.
Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) mengklasifikasikan fintech di Indonesia ke dalam dua
kategori. Fintech 2.0 untuk layanan keuangan digital yang operasikan lembaga
keuangan seperti Mandiri Online besutan Bank Mandiri. Fintech 3.0 untuk startup
teknologi yang punya produk dan jasa inovasi keuangan.
Badan internasional
pemantau dan pemberi rekomendasi kebijakan mengenai sistem keuangan global,
Financial Stability Board (FSB) membagi fintech dalam empat kategori
berdasarkan jenis inovasi.
1. PAYMENT, CLEARING, SETTLEMEN
Ini adalah fintech yang memberikan layanan sistem pembayaran baik yang diselenggarakan oleh industri perbankan maupun yang dilakukan Bank Indonesia seperti Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI) hingga BI scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). Contohnya, Kartuku, Doku,iPaymu, Finnet dan Xendit.
Ini adalah fintech yang memberikan layanan sistem pembayaran baik yang diselenggarakan oleh industri perbankan maupun yang dilakukan Bank Indonesia seperti Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI) hingga BI scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). Contohnya, Kartuku, Doku,iPaymu, Finnet dan Xendit.
2. E-AGGREGATOR
Fintech ini menggumpulkan dan mengolah data yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk membantu pengambilan keputusan. Startup ini memberikan perbandingan produk mulai dari harga, fitur hingga manfaat. Contohnya, Cekaja, Cermati, KreditGogo dan Tunaiku.
Fintech ini menggumpulkan dan mengolah data yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk membantu pengambilan keputusan. Startup ini memberikan perbandingan produk mulai dari harga, fitur hingga manfaat. Contohnya, Cekaja, Cermati, KreditGogo dan Tunaiku.
|
3. MANAJEMEN RESIKO
DAN INVESTASI
Fintech ini memberikan layanan seperti robo advisor
(perangkat lunak yang memberikan layanan perencanaan keuangan dan platform
e-trading dan e-insurance. Contohnya, Bareksa, Cekpremi dan Rajapremi.
4. PEER TO PEER LENDING
Fintech ini mempertemukan antara pemberi pinjaman (investor) dengan para pencari pinjaman dalam satu platform. Nantinya para investor akan mendapatkan bunga dari dana yang dipinjamkan. Contohnya, Modalku, Investree, Amartha dan KoinWorks.
Fintech ini mempertemukan antara pemberi pinjaman (investor) dengan para pencari pinjaman dalam satu platform. Nantinya para investor akan mendapatkan bunga dari dana yang dipinjamkan. Contohnya, Modalku, Investree, Amartha dan KoinWorks.
D.
Meta
Analisis
NAMA
|
TAHUN
|
VARIABEL
|
METODE
|
HASIL
|
ANALISIS
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EFISIENSI BANK UMUM
KONVENSIONAL DI INDONESIA PERIODE 2012-2016 DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAGE DATA
ENVELOPMENT ANALYSIS
|
2018
|
Skor
efisiensi yang dihasilkan dari metode DEA (Dependen), & 8 rasio keuangan
perbankan (Independen)
|
Penelitian
ini berdasarkan jenis data dan analisisnya
merupakan penelitian kuantitatif |
Penelitian
ini terdiri dari dua tahap, pada tahap pertama menggunakan analisis DEA yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi yang dimiliki
oleh 150 sampel bank umum konvensional yang digunakan pada penelitian ini dan
diperoleh hasil bahwa terdapat bank yang mengalami inefisiensi selama periode
penelitian dan ada beberapa bank yang mencapai efisiensi maksimum pada tahun
tertentu saja. Sedangkan bank yang efisien 100% selama periode penelitian
antara lain: Bank Central Asia Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Mandiri
Tbk, Bank Danamon Tbk, dan Bank of India Indonesia Tbk. Selanjutnya pada
tahap kedua menggunakan analisis regesi Tobit dan ditemukan bahwa: (1) Return
On Assets (ROA) berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank umum
konvensional. (2) Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap
tingkat efisiensi bank umum
konvensional. (3) Ukuran bank berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank umum konvensional. (4) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank umum konvensional. (5) Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank umum konvensional. (6) Cabang bank tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank umum konvensional. |
ANALISIS
KEPUASAN PENERIMAAN PENGGUNA AKHIR SISTEM BRANCH DELIVERY SYSTEM (BDS) PADA
LAYANAN TELLER CASH RECYCLER (TCR) MENGGUNAKAN END USER COMPUTING
SATISFACTION (EUCS) DAN ISO/IEC 12207:2008 PADA PERUSAHAAN BANK DI INDONESIA
|
2018
|
Kepuasan
Pengguna Aplikasi/Layanan
|
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kombinasi (mixed methods), dimana dalam
penelitian ini memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif
|
Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa secara keseluruhan, ketujuh indikator
memberikan dampak kepada pengguna akhir dengan hasil memuaskan dan
mempengaruhi penerimaan sistem BDS pada layanan TCR yang berada di PT. XYZ.
Pengembangan aplikasi sistem BDS pada layanan TCR perlu memperhatikan ketujuh
indikator tersebut, terutama pada indikator Accuracy, Format, Ease Of Use, Timeliness
dan System Reliability karena memiliki tingkat pengaruh yang cukup signifikan
terhadap kepuasan pengguna sistem BDS pada layanan TCR.
|
ANALISIS
PENGARUH BRAND AWARENESS, PRODUCT QUALITY DAN EASE OF USE TERHADAP CUSTOMER
PERCEIVED VALUE PADA E-MONEY MANDIRI E-TOLL CARD
|
2018
|
Variabel
independen Brand Awareness, Product Quality dan Ease of Use terhadap variabel
dependen Customer Perceived Value
|
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode survey kepada responden
yang telah ditentukan yaitu pengguna E-Money Mandiri E-Toll Card di wilayah
JABODETABEK dengan usia ≥ 17 tahun terutama pengguna jalan toll.
|
Pernyataan
Hipotesis satu (H1) diterima atau Brand Awareness berpengaruh positif -
signifikan pada Customer perceived value, sedangkan pernyataan Hipotesis
kedua (H2) diterima atau Product Quality berpengaruh positif - signifikan
pada Customer perceived value, dan pernyataan Hipotesis ke-tiga (H3) diterima
atau Ease of Use berpengaruh positif - signifikan pada Customer perceived
value.
|
Analisis
Deskriptif Pengguna Go-Pay
di Surabaya |
2018
|
Penelitian
ini menggunakan
kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data terkait variabel-variabel yang nantinya akan diolah |
Metode
sampling yang digunakan adalah convenience |
Analisis
deksriptif demografi dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa pengguna GO-PAY lebih banyak perempuan, hal ini terjadi mungkin karena kebanyakan lakilaki memiliki sendiri kendaraan bermotor. |
Prospek
Finansial teknologi di Sumatra Utara dilihat dari sisi literasi keuangan,
inklusi keuangan dan kemiskinan
|
2017
|
Akses
terhadap layanan keuangan dapat membantu masyarakat untuk dapat keluar dari
kemiskinan
|
Metode
penelitian deskriptif
|
1.
Digital technologies, financial techonology
sebagai
pendorong literasi keuangan dan inklusi keuangan.
2. Fintech dapat mengurangi tingkat kemiskinan |
Berdasarkan meta
analisis diatas dapat disimpulkan bahwa, kebanyakan variabel yang dipilih oleh
penulis adalah responden masyarakat dan metode yang digunakan berupa metode
kuantitatif dengan analisi sampling.
Referensi :
Aji, Tony Seno. 2018. ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL
DAN EKSTERNAL TERHADAP EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA PERIODE
2012-2016 DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAGE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 6 Nomor 4
Djunanto, Ramon A. 2018. ANALISIS KEPUASAN
PENERIMAAN PENGGUNA AKHIR SISTEM BRANCH DELIVERY SYSTEM (BDS) PADA LAYANAN
TELLER CASH RECYCLER (TCR) MENGGUNAKAN END USER COMPUTING SATISFACTION (EUCS)
DAN ISO/IEC 12207:2008 PADA PERUSAHAAN BANK DI INDONESIA. Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 3 Nomor 1 (2018)
Saidani, Basrah. 2018. ANALISIS PENGARUH BRAND
AWARENESS, PRODUCT QUALITY DAN EASE OF USE TERHADAP CUSTOMER PERCEIVED VALUE
PADA E-MONEY MANDIRI E-TOLL CARD. Jurnal
Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) | Vol 9, No. 2, 2018
Huwaydi, Y. 2018. Analisis Deskriptif Pengguna
Go-Pay di Surabaya. JURNAL TEKNIK ITS
Vol. 7, No. 1 (2018)
Sari, Pipit B. 2017. Prospek
Finansial teknologi di Sumatra Utara dilihat dari sisi literasi keuangan,
inklusi keuangan dan kemiskinan. Jurnal
Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1