LATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMDER DAYA MANUSIA
(SDM)
DIUSULKAN OLEH :
1. DIO HARIEWIJAYA S 22216118
2. DIONI PASADANA 22216128
3. FIKO DWIHANTORO 22216825
4. M HAFIZH AL KUSYAIRI 28216107
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2019/2020
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini.
Adapun
maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas yang
diberikan pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas
Gunadarma sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang merasa membutuhkan.
Dengan harapan setelah membaca tulisan ini, akan memperoleh pemahaman dan
gambaran yang jelas.
Pada
kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terutama kepada
teman-teman anggota kelompok yang telah bekerjasama.
Kami
menyadari dengan segala keterbatasan dan kerendahan hati bahwa penulisan
makalah ini masih kurang jauh sempurna, oleh karena itu Kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada setiap organisasi dapat dikatakan bahwa salah
satu sumber daya yang penting adalah manusia yang berkedudukan sebagai
karyawan, buruh ataupun pekerja. Bagaimanapun majunya teknologi dewasa ini yang
mampu menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak
kegiatan yang tidak dapat menggunakan alat perlengkapan mekanis dan sepenuhnya
otomatis tersebut. Dikatakan paling berharga karena dari semua sumber yang
terdapat dalam suatu organisasi, hanya sumber daya manusialah yang mempunyai
harkat dan martabat yang harus dihargai dan dijunjung tinggi.
Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh
kualitas orang-orang yang bekerja di dalamnya. Perubahan lingkungan yang begitu
cepat menuntut kemampuan mereka dalam menangkap fenomena perubahan tersebut,
menganalisa dampaknya terhadap organisasi dan menyiapkan langkah-langkah guna
menghadapi kondisi tersebut. Menyimak kenyataan diatas maka peran manajemen
sumber daya manusia dalam organisasi tidak hanya sekedar administratif tetapi
justru lebih mengarah pada bagaimana mampu mengembangkan potensi sumber daya
manusia agar menjadi kreatif dan inovatif.
Pelatihan diawal pekerjaan bertujuan meningkatkan
kompetensi yang harus dimiliki tenaga teknik, yang merupakan persyaratan yang
ditetapkan oleh perusahaan. Pelatihan lanjutan dimaksudkan untuk meningkatkan
kompetensinya ke jenjang keahlian yang lebih tinggi dibidangnya atau
penyesuaian apabila ada teknologi baru yang harus ditangani dibidangnya atau
membentuk kemampuan baru jika pindah bidang kerjanya.
B. Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian
dari pelatihan dan pengembangan SDM ?
b.
Apa saja jenis –
jenis pelatihan serta metode penggunaannya ?
c.
Apa manfaat
pelatihan?
d.
Apa saja yang
dilakukan dalam pengembangan keterampilan dan pengetahuan SDM?
e.
Apa saja manfaat
pengembangan SDM?
C. Manfaat Makalah
Makalah ini dibuat agar pembaca mampu memahami
pengertian dari pelatihan dan pengembangan SDM, mengetahui jenis – jenis
pelatihan serta metode pengggunaannya, mengetahui manfaat penelitian dan
manfaat pengembangan SDM
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pelatihan dan
Pengembangan SDM
Pelatihan
adalah setiap kegiatan untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu
pekerjaan tertentu yang merupakan tanggung jawabnya. Pelatihan yang cukup
efektif, hendaknya mencakup tiga hal yaitu:
a.
Merupakan pengalaman belajar (learning
experience).
b.
Merupakan kegiatan terencana (the planned
organizational activity).
c.
Merupakan hasil desain dari hasil penelitian yang dapat diikuti fisik.
Pelatihan idealnya harus didesain
untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi dan tujuan-tujuan para pekerjanya
sendiri secara perorangan. Pelatihan sering didukung oleh pimpinan karena dapat
mendukung produktivitas kerja dan sekaligus meningkatkan profit perusahaan.
Pelatihan bermanfaat bagi para pekerja dan pegawai yang kurang cakap dan
terampil dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban jabatan pekerjaannya. Ada juga
pelatihan diberikan pada para pegawai untuk mempromosikan pada jabatan yang
lebih tinggi dan tanggung jawab yang lebih luas.
Pengembangan SDM adalah kegiatan
yang harus dilaksanakan oleh perusahaan agar pengetahuan (knowledge), kemampuan
(ability) dan keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang
mereka lakukan. Dengan kegiatan pengembangan ini, maka diharapkan dapat
memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih
baik sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang digunakan oleh
perusahaan.
Pelatihan dan pengembangan penting
bagi organisisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang baru
dan lebih bersaing. Selain itu, pelatihan dan pengembangan dapat memperkuat
komitmen para pegawai pada organisasi dan meningkatkan persepsi mereka sehingga
dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
2.2 Jenis-Jenis Pelatihan serta
Metode Penggunaannya
Dari segi waktu pelaksanaannya dalam
pengembangan SDM, maka pelatihan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a.
Pelatihan Pra-tugas (pre –service
training) adalah pelatihan yang diberikan kepada calon karyawan yang akan
mulai bekerja, agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas yang harus
dikerjakan.
b.
Pelatihan dalam tugas (in service
training) adalah pelatihan yang berguna
untuk menambah ilmudan keterampilan yang ada pada karyawan, sehingga
mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan profesional.
c.
Pelatihan purna-tugas (post service
training) adalah pelatihan yang diadakan khusus bagi karyawan yang akan
memasuki masa pensiun. Melalui pelatihan purna-tugas ini diharapkan karyawan
yang bersangkutan setelah pensiun masih dapat memberikan kontribusinya bagi
masyarakat dengan membuka usaha dan menambah penghasilan.
Metode pelatihan yang dapat
diberikan kepada karyawan, baik karyawan operasional maupun manajerial yaitu
antaranya sebagai berikut:
1.
Belajar mandiri, yaitu pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan dengan
mewajibkan para karyawannya belajar melalui buku-buku yang sudah disediakan
oleh perusahaan.
2.
Metode belajar dalam kelas, merupakan metode yang paling efektif karena peserta
langsung bertatap muka dengan pengajar, sehingga bila ada kesulitan dapat
ditanyakan langsung.
3.
Pelatihan ditempat kerja (on the job
training) yaitu pelatihan dilakukan ditempat kerja para karyawan sendiri,
yang diberikan oleh instruktur khusus yang sudah berpengalaman untuk memberikan
teori ataupun praktik.
4.
Unjuk Kerja, yaitu pelatihan dengan cara peragaan oleh instruktur didepan
peserta, dan menjelaskan cara pengoperasian atau penyelesaiannya. Kemudian para
karyawan disuruh melakukan sendiri berulang-ulang, sehingga mereka mendapatkan
pengalaman untuk mengoperasikan peralatan tersebut.
5.
Simulasi, sesuai dengan namanya disini pengajar menggunakan perangkat yang
mirip dengan perangkat aslinya. Masing-masing komponen diperlihatkan cara
kerjanya dan bagaimana hubungan kerjanya dengan komponen-komponen lainnya.
6.
Sistem magang, yaitu dimana karyawan yang belum terlatih dititipkan pada
perusahaan-perusahaan untuk sementara waktu. Dalam metode ini, para karyawan
diminta memperhatikan dan mempraktikkan sehingga setelah kembali ketempat kerja
asal yang bersangkutan sudah bisa melakukannya.
7.
Pelatihan vestibul, merupakan pelatihan yang memberikan materi keterampilan
khusus kepada para peserta yang dilakukan ditempat kerja tanpa mengganggu
pekerjaan sehari-hari. Peserta diberikan tempat yang mirip dengan ruang kerja
beserta peralatannya sehingga peserta dapat mencermati materi yang diberikan
agar tidak melakukan kesalahan ketika bekerja.
8.
Bermain peran (role playing) dilakukan
di ruang khusus atau tempat tertentu, dimana para peserta disuruh berperan
seolah-olah pelaku. Disini para peserta dituntut untuk menangani permasalahan
yang ada selama bekerja dan juga para peserta diminta untuk mencari jalan
keluar agar konsumen/klien merasa puas dengan pekerjaan kita.
9.
Telaah kasus, pada pelatihan ini biasanya digunakan oleh para karyawan
manajerial. Disini para peserta dihadapkan dengan contoh-contoh kasus yang
terjadi dan bagaimana cara memecakan kasus tersebut. Pada pelatihan ini
karyawan manajerial benar-benar diuji kemampuannya, bagaimana ia dapat
menghubungkan segala peristiwa penyebab kemudian mengambil keputusan yang
tepat.
2.3 Manfaat Pelatihan serta Waktu
Pelatihan yang Dianggap Tepat
Dalam
melakukan pelatihan, biasanya bermanfaat bagi perusahaan serta bagi para
karyawan yang mengikuti pelatihan. Berikut ada beberapa manfaat yang didapatkan
oleh perusahaan maupun karyawan, yaitu sebagai berikut:
·
Bagi perusahaan:
a.
Meningkatkan produktivitas kerja perusahaan
b.
Terwujudnya hubungan kerja yang serasi antara SDM
c.
Mempercepat pengambilan keputusan yang tepat
d.
Meningkatkan semangat kerja
e.
Pimpinan akan terdorong menggunakan gaya manajemen partisipatif
f.
Komunikasi akan berjalan lebih efektif
g.
Meningkatkan rasa kekompakan dan suasana kekeluargaan dalam perusahaan
·
Bagi karyawan:
a.
Menambah pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam tugas
b.
Meningkatkan percaya diri dan menghilangkan rasa rendah diri
c.
Memperlancar pelaksanaan tugas
d.
Menambah motivasi kerja
e.
Menumbuhkan sikap positif terhadap perusahaan
f.
Menimbulkan semangat dalam hal bekerja
g.
Mempertinggi kepedulian terhadap perusahaan
h.
Meningkatkan rasa menghargai antara karyawan
i.
Mendorong karyawan untuk menghasilkan yang terbaik
j.
Mendorong karyawan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
Pelatihan sering diadakan sebagai
solusi dan pemecahan masalah orientasi dan persoalan kinerja organisasi.
Pelatihan yang paling tepat adalah pada waktu kondisi para pekerja kekurangan
keterampilan dan pengetahuan sehingga kinerja yang mereka capai masih jauh
dibawah standar normal pada umumnya, terutama bagi para pegawai yang baru masuk
pada suatu organisasi.
Tabel 2.1 Berbagai Kondisi dalam
Organisasi dan Penanggulangannya
Situasi
|
Tanggapan Organisasi
|
Kegiatan SDM
|
1. Kriteria seleksi kurang memadai
|
1. Tingkatkan kriteria seleksi
|
1. Analisis pekerjaan
|
2. Para pekerja tidak tahu standar
kerjanya
|
2. Mengadakan umpan balik
|
2. Evaluasi kinerja
|
3. Para pekerja kurang terampil dalam
tugas
|
3. Mengadakan pelatihan
|
3. Intensifkan pelatihan
|
4. Kinerja yang baik kurang
penghargaan
|
4. Memberikan imbalan yang pantas
|
4. Evaluasi kerja
|
5. Kinerja jelek tidak diperingatkan
|
5. Memberikan teguran yang menyatakan
ketidakpuasan
|
5. Tindakan pendisiplinan dengan
sanksi
|
Dari
daftar tabel diatas, dapat kita pahami bahwa agar pelatihan yang dilaksanakan
oleh suatu organisasi bisa berdaya guna dan efektif, maka harus bersumber dari
hasil suatu analisis dan evaluasi kinerja para sumber daya manusia yang
menangani pekerjaan-pkerjaan yang terkait, sehingga setiap pelatihan bisa
mencapai sasaran yang tepat.
2.4
Pelatihan Formal dan Nonformal
Pelatihan formal adalah pelatihan biasanya diadakan
secara teratur, terjadwal dnegan mengacu pada kurikulum yang sudah ada. Pelatihan
ini diberikan oleh seorang instruktur kepada para pekerja didalam kelas khusus.
Sedangkan pelatihan nonformal sebagai pelengkap pelatihan formal. Hal ini
dilakukan karena tidak semua perusahaan
melakukan pelatihan formal karena memerlukan biaya yang besar, waktu
yang lama, dan tenaga pengajar yang mahal.
2.5 Pengembangan Keterampilan dan
Pengetahuan SDM
Setelah para SDM bekerja dan
dilaksanakan penilaian terhadap hasil pekerjaan mreka dan ternyata mereka masih
perlu dilakukan pengembangan agar mereka dapat lebih berkemampuan lebih baik
lagi. Pengembangan yang perlu dilakukan yaitu salah satunya dengan pengembangan
keterampilan dan pengetahuan SDM agar sesuai dengan yang diinginkan oleh
perusahaan.
Pengembangan keterampilan disini
memiliki makna yaitu pengembangan tingkat kemahiran SDM dalam melaksanakan
tugas yang diberikan kepadanya, sehingga yang bersangkutan lebih profesional
dalam bidang pekerjaan dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya.
Pengembangan pengetahuan dapat
diartikan sebagai memperbesar kemampuan para SDM dalam melakukan tugas.
Kemampuan ini dapat berkembang baisanya dipacu oleh pengembangan pengetahuan,
yaitu pengetahuan memahami tujuan bekerja, pengetahuan dalam melaksanakan
kiat-kiat jitu dalam melaksanakan pekerjaan yang tepat, cepat, dan baik,
pemahaman betapa pentingnya disiplin dalam perusahaan.
Dalam
rangka pengembangan pengetahuan SDM, ada beberapa hal-hal yang meliputi
pengembangan pengetahuan SDM yaitu sebagai berikut:
a.
Seluk beluk pelaksanaan pekerjaan lebih mendalam.
b.
Perkembangan perusahaan.
c.
Sasaran yang akan dicapai perusahaan.
d.
Perlunya kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan.
e.
Informasi yang akan disampaikan perusahaan.
f.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi perusahaan.
g.Hubungan
perusahaan dengan lingkungannya.
h.
Kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan.
i.
Sistem dan prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan tugas perusahaan.
j.
Perilaku yang mendukung dan dituntut oleh perusahaan.
2.6
Pengembangan Penugasan
Pengembangan
SDM tidak saja dilakukan melalui pelatihan, tetapi dapat melalui penugasan.
Penugasan diberikan oleh atasan kepada bawahan, sehingga dengan pelaksaan
tugas-tugas itu yang bersangkutan akan tertantang untuk mengerahkan semua
kemampuannya yang ada pada dirinya. Ia akan berusaha menyelesaikan tugas
tersebut dengan sebaik mungkin.
2.7
Pengembangan Mutasi dan Promosi
Mutasi
dan promosi merupakan proses kegiatan yang dapat mengembangkan posisi atau
status seorang karyawan dalam suatu perusahaan. Karena ia merupakan kekuatan
yang sanggup mengubah posisi karyawan, maka dikatakan bahwa mutasi dan promosi
merupakan salah satu cara yang paling ampuh untuk mengembangkan SDM dalam
lingkungan perusahaan.
2.8
Pengembangan SDM melalui GKM
GKM
(Gugus Kendali Mutu) atau disebut juga QCC (Quality Control Circle) adalah
sekelompok karyawan yang mempunyai pekerjaan sejenis, secara sukarela membentuk
kelompok untuk membahas dan memecahkan masalah-masalah pekerjaan mereka dengan
tujuan meningkatkan mutu pekerjaan. Dalam kegiatan GKM, para karyawan bersikap
aktif. Mereka tidak sekedar menunggu perintah, tetapi justru mengambil
inisiatif untuk melakukan berbagai upaya perbaikan ditempat kerja. Dengan
system dan mekanisme yang ada, kegiatan GKM akan dapat memeberikan sumbangan
langsung dan terpadu kedalam seluruh usaha peningkatan mutu dan produktivitas
serta pencapaian sasaran perusahaan.
2.9
Pengembangan SDM melalui Pengawasan Melekat (WASKAT)
Pengawasan
ini dilakukan untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilakukan agar sesuai dengan
keinginan. Dengan demikian, pengawasan dilakukan dengan maksud agar tidak
terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Suatu penyimpangan atau
kesalahan terjadi atau tidak selama dalam pelaksanaan pekerjaan tergantung pada
tingkat kemampuan, ketrampilan para karyawan. Para karyawan yang selalu
mendapat pengarahan atau bimbingan dari atasan, cenderung melakukan kesalahan
atau penyimpangan yang lebih sedikit dibandingkan dengan karyawan yang tidak
memperoleh bimbingan. Jadi, disinilah perlunya pengembangan SDM melalui
pengawasan.
2.10 Manfaat Pengembangan SDM
Manfaat
yang didapatkan perusahaan dengan melaksanakan pengembangan SDM yaitu:
a.
Perusahaan akan berkemampuan menyesuaikan diri dengan kebutuhan sekarang.
b.
Perusahaan akan mempunyai SDM yang selalu tampil meyakinkan dalam melaksanakan
pekerjaan.
c.
Perusahaan akan mampu menjawab tantangan perkembangan keadaan masa depan.
d.
Program perusahaan akan tidak pernah ketinggalan dari para pesaingnya.
e.
Perusahaan dapat meningkatkan prestasi karyawan secara individual maupun
kelompok.
f.
Mekanisme perusahaan lebih fleksibel dan tidak kaku dalam mengguanakan
teknologi baru.
g.
Biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisiensi.
h.
Perusahaan dapat mempersiapkan karyawan-karyawannya untuk menduduki jabatan
yang lebih tinggi.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Pengembangan
merupakan suatu proses merubah sumber daya manusia yang dimiliki organisasi
dari sudut keadaan yang baik menuju keadaan yang lebih baik lagi. Sedangkan
pelatihan merupakan suatu perubahan yang sistematis dari knowledge, skills,
attitude, dan behaviour yang terus mengalami peningkatan yang dimiliki oleh
karyawan dengan itu dapat mewujudkan sasaran yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi atau perusahaan dalam pemenuhan standar SDM yang diinginkan.
Pelatihan juga merupakan upaya untuk mengembangkan pemahaman, pengetahuan dan
keterampilan. Diberikan secara instruksional baik in-door maupun out-door
obyeknya seseorang atau sekelompok orang. Sasarannya untuk memberikan pemahaman,
pengetahuan, dan keterampilan kepada karyawan sesuai dengan kebutuhannya.
Prosesnya mempelajari dan mempraktekkan dengan menuruti prosedur sehingga menjadi kebiasaan. Hasilnya terlihat dengan
adanya perubahan, tepatnya perbaikan cara kerja di tempat kerja. Pelatihan yang
tepat akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi
karyawan, oleh karena itu ketepatan mendesign pelatihan menjadi sangat penting.
Dalam
organisasi atau perusahaan, pengembangan dan pelatihan sangat diperlukan supaya
dapat meningkatkan produktivitas dan taraf dalam perusahaan itu sendiri.
Pengembangan dan pelatihan yang dilakukan secara tepat akan sangat berdampak
positif, sehingga akan menghasilkan karyawan yang terlatih dan berkompeten.
3.2
Saran
Dalam
menentukan program pengembangan dan pelatihan yang memiliki berbagai cara yang
bisa ditempuh oleh perusahaan, perusahaan harus mempertimbangkan yang mana yang
baik dan cocok digunakan, dan yang tidak. Apakah menggunakan trainers dari
dalam perusahaan atau luar peusahaan. Serta juga harus mempertimbangkan
faktor-faktor lainnya sampai matang, sehingga
kegiatan tersebut akan menghasilkan hasil maksimal dan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan di awal dan akan menghasilakan karyawan kompoten.
DAFTAR PUSTAKA
Sobari,
Nurdin. 1997. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Penerbit Erlangga
Saydan, Gouzali. 1996. Manajemen Sumder Daya Manusia : Suatu
Pendekatan Mikro. Jakarta : Djambatan.
Sihotang, A. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Pradnya Paramita.